Jumat, 11 Mei 2012

General Lecture from IFSA on Earth Day 2012 – Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Pemanasan Global

Cuma pengen ngesahare aja tulisan pertama saya yang baru pertama kali ini berbau ilmiah dan bukan curhatan doang. Baru pemula aja sebenernya, duluuu ditawarin ikut Pers Kehutanan, Lacak Balak nama kerennya. Dan ini my first posting disitu. Udah ah langsung aja ya. Ini diaaaaa

Dalam rangka menyemarakkan rangkaian acara Forestfest 2012, pada hari Jum’at, 27 April 2012, diadakannya General Lecture yang bertema ‘Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Pemanasan Global’ oleh IFSA. Kuliah umum yang mengambil tempat di ruang III Fakultas Kehutanan ini diikuti oleh 22 peserta dari Fakultas Kehutanan dan 2 peserta dari Fakultas Teknologi Pertanian. Pembicara dari kuliah umum ini ialah Bapak Ir. Subaryono, MA, Ph. D. dari Pusat Studi Lingkungan.
Berbagai penyebab masalah lingkungan umumnya saling terkait dan tidak bisa terpisahkan dikarenakan lingkungan memiliki kompleksitas yang terus mengalami perubahan oleh adanya ketidakpastian yang terjadi terhadap alam. Seperti isu pemanasan global yang menjadi perhatian dan menuai banyak tanggapan dari berbagai pihak. Gas-gas Rumah Kaca di atmosfer mengalami kenaikan tiap tahunnya yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Jumlah karbon dioksida, metana dan nitrous dioksida mencapai jumlah yang semakin mengkhawatirkan.
Dampak yang diakibatkan dari masalah lingkungan tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. Dengan terus meningkatnya jumlah Gas Rumah Kaca, maka rata-rata temperatur global juga akan meningkat, dengan begitu terjadilah perubahan iklim yang signifikan dan berimbas dengan adanya kekeringan, kenaikan muka laut, peningkatan curah hujan dan badai serta berkurangnya keanekaragaman hayati yang ada di bumi.
Untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi, maka perlu dilakukannya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Mitigasi merupakan tindakan untuk mengurangi sumber dan meningkatkan kemampuan untuk ‘penyerapan’ (sinks) Gas Rumah Kaca, misalnya dengan pengurangan bahan bakar fosil secara lebih efisien, beralih ke energi terbarukan, menghemat penggunaan listrik, melakukan daur ulang dan melestarikan hutan serta menanam pohon-pohon yang akan menyerap CO2. Konsentrasi Gas Rumah Kaca perlu distabilkan sampai dengan level dimana ekosistem dapat beradaptasi secara natural terhadap perubahan iklim, produksi pangan tidak terancam dan pembangunan ekonomi dapat berkelanjutan. Lalu diperlukannya upaya adaptasi untuk mengurangi kerentanan sistem alamiah dan manusia terhadap perubahan iklim. Meskipun ada optimisme pengurangan emisi dapat dilakukan, namun tidak akan dapat mencegah dampak lanjutan sehingga adaptasi menjadi tidak terhindarkan karena perubahan iklim dan dampaknya akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Neither adaptation nor mitigation alone can avoid all climate change impacts, however they can complement each other and together can significantly reduce the risk of climate change’ (IPCC Fourth Assesment Report). (kap-dks )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar