Cuma pengen ngesahare aja tulisan pertama saya yang baru pertama kali ini berbau ilmiah dan bukan curhatan doang. Baru pemula aja sebenernya, duluuu ditawarin ikut Pers Kehutanan, Lacak Balak nama kerennya. Dan ini my first posting disitu. Udah ah langsung aja ya. Ini diaaaaa
Dalam rangka menyemarakkan rangkaian acara Forestfest 2012, pada hari
Jum’at, 27 April 2012, diadakannya General Lecture yang bertema
‘Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Pemanasan Global’ oleh IFSA. Kuliah umum
yang mengambil tempat di ruang III Fakultas Kehutanan ini diikuti oleh
22 peserta dari Fakultas Kehutanan dan 2 peserta dari Fakultas Teknologi
Pertanian. Pembicara dari kuliah umum ini ialah Bapak Ir. Subaryono,
MA, Ph. D. dari Pusat Studi Lingkungan.
Berbagai penyebab masalah lingkungan umumnya saling terkait dan tidak
bisa terpisahkan dikarenakan lingkungan memiliki kompleksitas yang
terus mengalami perubahan oleh adanya ketidakpastian yang terjadi
terhadap alam. Seperti isu pemanasan global yang menjadi perhatian dan
menuai banyak tanggapan dari berbagai pihak. Gas-gas Rumah Kaca di
atmosfer mengalami kenaikan tiap tahunnya yang diakibatkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Jumlah karbon dioksida,
metana dan nitrous dioksida mencapai jumlah yang semakin
mengkhawatirkan.
Dampak yang diakibatkan dari masalah lingkungan tersebut tidak bisa
diabaikan begitu saja. Dengan terus meningkatnya jumlah Gas Rumah Kaca,
maka rata-rata temperatur global juga akan meningkat, dengan begitu
terjadilah perubahan iklim yang signifikan dan berimbas dengan adanya
kekeringan, kenaikan muka laut, peningkatan curah hujan dan badai serta
berkurangnya keanekaragaman hayati yang ada di bumi.
Untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi, maka perlu
dilakukannya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Mitigasi
merupakan tindakan untuk mengurangi sumber dan meningkatkan kemampuan
untuk ‘penyerapan’ (sinks) Gas Rumah Kaca, misalnya dengan
pengurangan bahan bakar fosil secara lebih efisien, beralih ke energi
terbarukan, menghemat penggunaan listrik, melakukan daur ulang dan
melestarikan hutan serta menanam pohon-pohon yang akan menyerap CO2.
Konsentrasi Gas Rumah Kaca perlu distabilkan sampai dengan level dimana
ekosistem dapat beradaptasi secara natural terhadap perubahan iklim,
produksi pangan tidak terancam dan pembangunan ekonomi dapat
berkelanjutan. Lalu diperlukannya upaya adaptasi untuk mengurangi
kerentanan sistem alamiah dan manusia terhadap perubahan iklim. Meskipun
ada optimisme pengurangan emisi dapat dilakukan, namun tidak akan dapat
mencegah dampak lanjutan sehingga adaptasi menjadi tidak terhindarkan
karena perubahan iklim dan dampaknya akan berlangsung dalam waktu yang
lama.
‘Neither adaptation nor mitigation alone can avoid all climate
change impacts, however they can complement each other and together can
significantly reduce the risk of climate change’ (IPCC Fourth Assesment Report). (kap-dks )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar